Kelangkaan Pupuk di Ponorogo Setiap Musim Tanam Padi, setiap mulai musim tanam pupuk selalu menghilang), keluhan seperti ini terdengar di berbagai sudut kota Ponorogo. Problematika kelangkaan pupuk merupakan problem yang selalu berulang dari tahun ke tahun dan nampaknya akan terus berulang.
Crew SETENPO berusaha melakukan reportase seputar problematika kelangkaan pupuk ini dengan menemui berbagai fihak seperti petani, agen, pengecer, Anggota Dewan maupun Dinas Pertanian agar terjadi keseimbangan informasi. Sengaja hasil reportase kami buat menjadi point point agar bisa lebih mudah difahami.
faktor-faktor penyebab Kelangkaan pupuk di Ponorogo :
- Faktor Jangka Panjang: Sejak tahun 80an kebutuhan beras semakin banyak sehingga pemerintah mengembangkan pola pertanian yang memungkinkan panen 2-3 kali/tahun dari sebelumnya hanya 1 kali setahun. Pola “revolusi hijau” ini membawa resiko penggunaan pupuk kimia yang sebelumnya jarang dikenal petani. Pupuk kimia tersebut dalam jangka pendek memang mempercepat pertumbuhan,namun dalam jangka panjang semakin lama tanah semakin tandus sehingga pupuk yang dibutuhkan terus bertambah,contoh: jika sebelumnya 1 kotak di pupuk 40 kg,sekarang dipupuk 60 kg.
- Faktor Perencanaan: pupuk adalah komoditas yang melibatkan berbagai lini seperti perencanan dan distribusi. Sebagai gambaran, pupuk yang disalurkan saat ini adalah pupuk yang diproduksi berdasar rencana pemesanan beberapa bulan lalu. Dalam Pembuatan Rencana Definitive Kebutuhan Kelompok ini sering terjadi problem karena pemerintah membuat rancangan ideal,sedangkan rakyat/petani membutuhkan sesuai kondisi riil tanah yang membutuhkan pupuk di atas porsi ideal.
- Faktor Jangka Pendek: Inilah problem yang sulit dinilai benar atau salah secara tergesa gesa. Di musim penghujan banyak warga yang menanam komoditas jagung di lahan hutan, sedangkan mereka juga membutuhkan pupuk. Jatah pupuk untuk komoditas padi kemudian sebagian terserap ke komoditas jagung.
Terus,, bagaimana solusi untuk Menangani permasalahan Kelangkaan Pupuk ini??..
Tidak ada solusi instan untuk persoalan ini, namun secara umum ini prosedur yang umum dilakukan
- Koordinasikan dengan Kelompok Tani/Pemerintahan Desa untuk membuat surat permohonan penambahan kiriman, selanjutnya bisa juga dengan menyampaikan aspirasi kepada DPRD agar melakukan audiensi melibatkan fihak terkait. Sebagai contoh distribusi pupuk dikoordinasikan oleh dinas pertanian dengan industrI dan perdagangan
- Mulailah kembali menggunakan kearifan lokal,jerami padi jangan dijual atau dibakar tapi dibuat kompos karena jerami masih banyak mengandung zat yang dibutuhkan tanaman. Kembali kembangkan pengunaan pupuk kandang untuk mengembalikan kesuburan tanah.